Konsep Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang
memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan
akiva tetap berwujud. Aktiva tetap dalam
perusahaan manufaktur umumnya di golongankan menjadi :
1. Tanah
dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2. Gedung
dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin
dan ekuipmen pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan
Empat jenis transaksi yang
khususnya terdapat dalam transaksi aktiva tetap adalah :
·
Perolehan aktiva modal secara tunai dengan
alat nonmoneter lainnya
·
Penghapusan aktiva modal melalui penjualan,
pertukaran, pemberhentian, pemakaian, atau pembuangan
·
Penyusutan aktiva modal selama umur
ekonomisnya
·
Penyewaan aktiva modal
Jurnal-jurnal transaksi yang
menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi akumulasi yang
bersangkutan adalah sebagai berikut :
1. Transaksi
pemerolahan aktiva tetap. Tranksaksi ini dicatat sebagai berikut :
Aktiva
tetap xx
Kas xx
2. Transaksi
Pengeluaran modal (capital expenditure). Transaksi ini dicatat sebagai berikut
:
Aktiva
Tetap xx
Kas xx
3. Transaksi
depresiasi aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Biaya
Depresiasi xx
Depresiasi Akumulasi aktiva tetap xx
4. Transaksi
penghentian pemakaian aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Depresiasi
akumulasian aktiva tetap xx
Rugi
penghentian pemakaian aktiva tetap xx
Aktiva tetap xx
5. Transaksi
reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, yang di jurnal sebagai berikut :
Biaya
reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap xx
Kas xx
Sediaan suku cadang xx
Gaji dan upah xx
Penentuan Risiko Bawaan – Proses Aktiva
Tetap
Berikut
ini adalah tiga faktor risiko bawaan yang diklasifikasikan sebagai
karakteristik operasi memerlukan pertimbangan dari auditor :
1. Isu
akuntansi yang kompleks
Beragam
jenis transaksi aktiva tetap melibatkan isu-isu akuntansi yang kompleks,
akuntansi sewa guna usaha, aktiva yang dibangun sendiri, dan bunga yang
dikapitalisasi merupakan contoh dari isu tersebut.
2. Transaksi
yang sulit untuk di audit
Sebagian
besar transaksi aktiva tetap relatif mudah untuk di audit. Jika aktiva dibeli
langsung dari vendor, sebagian besar asersi dapat diuji dengan memeriksa sumber
aktiva. Tetapi, transaksi yang melibatkan aktiva yang disumbangkan, pertukaran
nonmoneter, dan aktiva yang dibangun sendiri lebih sulit untuk diaudit.
3. Salah
saji yang terdeteksi di audit tahun lalu
Jika
auditor telah mendeteksi salah saji pada audit tahun lalu, penentuan risiko
bawaan harus ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada jika sedikit
atau tidak ada salah saji telah ditemukan di masa lalu.
Penentuan Risiko Pengendalian – Proses
Manajemen Aktiva Tetap
Meskipun
auditor umumnya mengikuti strategi substantive ketika mengaudit proses
manajemen aktiva tetap, pemahaman atas pengendalian internal masih dibutuhkan.
Keterjadian dan otorisasi
Transaksi
aktiva modal besar mungkin menjadi subjek dari prosedur pengendalian di luar
proses pembelian. Sebagai contoh, peralatan teknik yang sangat khusus
kemungkinan kemungkinan akan dibeli hanya setelah proses penganggaran modal
khusus, yang mungkin mensyaratkan bahwa pembelian peralatan telah memenuhi
criteria tingkat pengembalian yang telah ditentukan. Pembelian peralatan juga
mensyaratkan bahwa insinyur berkeahlian tinggi telah menyetujui spesifikasi
teknis bagi peralatan. Untuk transaksi ini, auditor mungkin perlu memeriksa
lebih dari faktur vendor untuk menguji validitas. Review atas dokumentasi
tambahan, seperti dokumen penganggaran modal dan spesifikasi rekayasa, mungkin
diperlukan.
Kebanyakan
entitas memiliki beberapa jenis tabel otorisasi untuk menyetujui transaksi
aktiva modal. Klien harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa
otorisasi untuk membeli aktiva modal konsisten dengan tabel otorisasi. Sebagai
contoh, prosedur pengendalian harus menyebutkan batas dolar untuk tiap tingkat
manajerial guna memastikan bahwa proyek yang lebih besar diperhatikan oleh
manajemen dengan tingkat yang lebih tinggi untuk persetujuan sebelum komitmen
dibuat. Transaksi sewa guna usaha harus diberlakukan pengendalian yang serupa.
Entitas juga perlu memiliki prosedur pengendalian untuk mengotorisasi atau
penghapusan lain atas aktiva modal. Hal ini harus termasuk tingkat otorisasi di
atas departemen yang memiliki penghapusan aktiva tetap. Prosedur pengendalian
juga harus mengindentifikasikan aktiva yang tidak digunakan lagi dalam operasi
karena hal itu mungkin membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda. Terakhir,
semua pemeliharaan utama atau transaksi perbaikan harus diotorisasi secara
tepat oleh tingkat manajemen yang semestinya.
Kelengkapan
Kebanyakan
entitas menggunakan beberapa jenis software untuk mengelola rincian catatab
property. Buku besar pembantu terinci aktiva tetap biasanya memasukkan
informasi berikut untuk tiap aktiva modal :
·
Deskripsi, lokasi dan nomor identitas
·
Tanggal perolehan dan biaya instalasi
·
Metode penyusutan untuk tujuan buku dan
pajak, nilai sisa dan estimasi masa manfaat
Prosedur
pengendalian yang digunakan dalam proses pembelian untuk memastikan kelengkapan
memberikan beberapa keyakinan bahwa semua transaksi aktiva modal tercatat di
buku besar pembantu aktiva tetap dan buku besar umum. Satu prosedur yang
membantu menyakinkan bahwa asersi ini dipernuhi adalah rekonsiliasi berkala
buku besar pembantu aktiva tetap kea kun buku besar pengendali.
Prosedur
lain untuk memastikan bahwa semua aktiva modal telah di catat adalah
perbandingan berkala dari catatan terinci dalam buku besar pembantu dengan
aktiva modal yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Klien
dapat melakukan pemeriksaan fisik lengkap atas aktiva tetap secara berkala atau
menurut rotasi dan membandingkan aktiva fisik ke buku besar pembantu aktiva
tetap. Alternatifnya, pemeriksaan fisik dapat di batasi pada aktiva modal utama
atau aktiva yang mungkin mengalami kerugian. Pada kedua contoh auditor internal
entitas dapat menguji keandalan buku besar pembantu.
Pemisahan Tugas
Adanya
pemisahan tugas yang memadai untuk proses manajemen property tergantung pada
volume dan signifikansi transaksi yang diproses. Sebagai contoh, jika entitas
membeli mesin dan peralatan dalam jumlah besar, atau jika entitas memiliki
proyek model besar sedang dalam pembangunan, maka kemungkinan akan memiliki
system pengendalian formal.
Pemisahan
Tugas
|
Kemungkinan
kekeliruan atau kecurangan yang timbul dari konflik penugasan
|
Fungsi memulai transaksi
harus dipisahkan dari fungsi persetujuan terakhir
|
Jika satu orang
bertanggungjawab untuk dimulainya transaksi aktiva modal dan juga harus
memberi persetujuan akhir, pembelian aktiva fiktif atau tidak terotorisasi
dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat pada pembelian aktiva yang tidak
dibutuhkan, aktiva yang tidak memenuhi standar pengendalian mutu perusahaan,
atau pembayaran illegal ke pemasok atau kontraktor
|
Fungsi pencatatan aktiva
tetap harus dipisahkan dari fungsi buku besar
|
Jika satu orang
bertanggungjawab untuk catatan aktiva tetap dan juga fungsi buku besar, orang
itu dapat menutupi penyimpangan yang biasanya akan dideteksi dengan
merekonsiliasi catatab pembantu dengan akun pengendali buku besar
|
Fungsi catatan aktiva
tetap harus dipisahkan dari fungsi penjagaan aktiva
|
Jika satu orang
bertanggung jawab atas catatan aktiva tetap dan juga memiliki tanggung jawab
penjagaan aktiva terkait perlengkapan dapat di curi, dan pencurian dapat
ditutupi dengan penyesuaian catatan akuntansi.
|
Jika perhitungan fisik
aktiva tetap dilakukan secara berkala, orang yang bertanggungjawab atas
persediaan harus independent terhadap fungsi penjagaan dan pencatatan
|
Jika orang bertanggung
jawab untuk perhitungan fisik aktiva tetap juga bertanggung jawab untuk
fungsi penjagaan dan pencatatan, pencurian aktiva modal entitas dapat
ditutupi.
|
Evaluasi Temuan Audit – Aktiva
Tetap
Proses
untuk mengevaluasi temuan audit bagi aktiva tetap adalah sama dengan yang
dibahas di bab sebelumnya. Auditor
menjumlahkan kemungkinan salah saji dan membandingkan jumlah ini dengan salah
saji yang dapat diterima, bukti menunjukkan bahwa akun aktiva tetap tidak
mengandung salah saji material. Tetapi jika kemungkinan salah saji lebih besar
dari salah saji yang dapat diterima, auditor akan memerlukan penyesuaian atas
akun ini atau menerbitkan laporan auditor dengan pendapat wajar dengan
pengecualian.
Referensi :
¡ Arens,
Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
¡ Messier,
Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
¡ Mulyadi,
Auditing buku 2, Salemba Empat.
¡ Standar
Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar