Kamis, 20 Juli 2017

Audit Atas Kas Rumah Sakit

Konsep Kas
Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), Pos wesel, certified check, cashiers’ check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di Bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari dua unsure berikut :
1.    Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari :
a.    Penerimaan kas yang belum disetor ke bank yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft.
b.    Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana kas kecil. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank yang berbentuk rekening giro.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Kas di Neraca
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di neraca berikut ini:
1.    Kas yang dicantumkan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro di bank, yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2.    Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di neracsebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
3.    Unsur-unsur berikut ini harus di sajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika jumlahnya material :
a.    Tabungan di bank
b. Dana untuk perluasan pabrik, dan pelunasan utang, atau dana lain yang tidak digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Saldo bank minimum yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan kredit.
d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera di ubah ke dalam mata uang rupiah karena batasan-batasan.
e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.
Kas dan Pengaruhnya Pada Proses Bisnis lain
Karena seluruh transaksi akuntansi melalui akun kas sebagai bagian dari siklus “dari awal sampai akhir” kas dipengaruhi oleh satu atau seluruh proses bisnis entitas. Walaupun sumber utama penerimaan kas adalah proses pendapatan, kas juga didapatkan melalui (1) penjualan aktiva tetap dan (2) penerimaan kas adalah proses pembelian dan manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya, pembayaran terbesar dari proses pembelian adalah perolehan atas persediaan dan aktiva tetap.
Sumber Kas :
1.    Pendapatan
2.    Penjualan aktiva tetap
3.    Penerbitan utang jangka panjang dan modal saham
  Pengeluaran kas :
1.    Pembelian (Persediaan dan aktiva tetap)
2.    Penggajian
3.    Utang Jangka Panjang dan ekuitas Pemegang saham
Jenis-jenis Akun Bank
Untuk memaksimalkan posisi kas, entitas melaksanakan prosedur yang mempercepat penagihan penerimaan kas dan menunda pembayaran pengeluaran kas. Dengan prosedur tersebut, dihasilkan pendapatan bunga atas kelebihan kas atau berkurangnya biaya pinjaman tunai.
Berikut ini adalah jenis akun bank yang biasa digunakan :
·         Akun kas umum
Akun kas umum merupakan akun kas utama bagi kebanyakan entitas. Sumber utama penerimaan kas untuk akun ini adalah proses pendapatan, sedangkan sumber utama pengeluaran kas adalah proses pembelian dan sumber daya manusia.
·         Akun kas impress
Akun bank impress berisikan sejumlah uang tertentu yang digunakan untuk tujuan terbatas. Akun impress sering kali digunakan untuk pembayaran gaji dan cek dividen. Untuk keperluan penggajian digunakan akun bank terpisah bersaldo minimum. Pengeluaran dapat dilakukan menggunakan cek atau setoran langsung.
·         Akun cabang
Akun kas cabang dapat dioperasionalkan dengan beberapa cara. Pada beberapa entitas, akun cabang merupakan akun impress untuk pembayaran pengeluaran cabang yang saldo minimumnya telah ditetapkan. Cabang menyerahkan laporan kas secar periodic kepada kantor pusat, dan akun cabang menerima cek atau transfer dari akun kas umum.
Prosedur Analitis Substantif - Kas
Karena sifatnya yang bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat diprediksi dengan akun laporan keuangan lain. Maka prosedur analitis substantive untuk audit kas terbatas hanya pada perbandingan saldo kas dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan saldo anggaran. Penggunaan terbatas dari prosedur analitis substantif ini pada umumnya dapat digantikan dengan (1) Pengujian Pengendalian dan/atau pengujian substantif ekstensif atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, atau (2) pengujian ekstensif atas rekonsiliasi bank entitas.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo kas adalah :
1.    Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas.
2.    Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca.
3.    Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca.
4.    Membuktikan kewajaran penilalain kas yang dicantumkan di neraca
5.    Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.

Pengaruh Pengendalian
Pengendalian utama yang mempengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut memastikan bahwa saldo per buku klien mencerminkan jumlah yang sama dengan saldo bank setelah unsur-unsur yang direkonsiliasi dimasukkan. Pengendalian dapat lebih baik ditingkatkan jika fungsi independen seperti auditor internal mereview rekonsiliasi bank.
Asersi yang terkait dengan saldo
Tabel di bawah ini meringkas asersi dan pengujian terinci atas saldo akun untuk akun kas.
Asersi atas saldo akun pada akhir periode
Pengujian Terinci atas saldo akun
Keberadaan
Uji rekonsiliasi bank untuk setiap akun:
·         Jumlahkan ke bawah rekonsiliasi dan daftar cek yang beredar
Kelengkapan
·         Telusuri saldo per buku ke buku besar
Penilaian dan alokasi
·         Dapatkan konfirmasi bank standar dan telusuri saldo menurut bank ke rekonsiliasi bank
·         Dapatkan pisah batas rekening Koran
·         Telusuri setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan unsur rekonsiliasi lain ke pisah batas rekening Koran
Jika risiko pengendalian tinggi dan diduga terdapat kecurangan :
·      Lakukan prosedur rekonsiliasi bank yang diperluas
·      Lakukan pembuktian kas
·      Pengujian atas kitting
Audit Akun Kas Umum
Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini :
a.Salinan rekonsiliasi Bank
b.Bentuk standar untuk mengonfirmasi informasi saldo akun pada lembaga keuangan
c.Pisah batas rekening Koran
Kertas Kerja Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation Working Paper)
Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan klien. Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan penyesuaian lain, seperti biaya jasa bank dan cek yang dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya untuk membayar cek (cek kosong)
Bentuk Konfirmasi Bank Standar (Standar Bank Confirmation Form)
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun.
Perhatikan bahwa bentuk konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan menyeluruh dan terinci atas catatan bank yang melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi.
Pisah Batas Rekening Koran (Cutoff Bank Statement)
Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi Bank adalah melakukan verifikasi atas ketepatan unsure-unsur yang direkonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening Koran untuk menguji unsur-unsur yang terdapat dalam rekonsiliasi bank.
Menguji rekonsiliasi Bank (Test of the Bank Reconciliation)
Auditor menggunakan prosedur audit berikut untuk menguji rekonsiliasi bank :
1.Uji akurasi matematis kerta kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo menurut buku dengan buku besar.
2.Cocokkan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada konfirmasi bank standar
3.Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening Koran
4. Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek yang dibatalkan pada pisah batas rekening Koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah dan endorsement.
5. Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi bank
6. Cocokkan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas
Prosedur Audit Yang terkait dengan kecurangan
Jika klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor menduga terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan prosedur audit kas yang lebih luas.Tiga prosedur audit yang khususnya digunakan auditor untuk menemukan kecurangan pada akun kas adalah :
1.Prosedur Rekonsiliasi bank yang diperluas
2.Pembuktian kas
3.Pengujian untuk kitting
Prosedur Rekonsiliasi Bank yang diperluas (Extended Bank Reconciliation Procedure)
Dalam beberapa hal, rekonsiliasi bank akhir tahun dapat digunakan untuk menutupi penyalahgunaan kas. Hal ini dilakukan dengan manipulasi unsur yang harus direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank.  Sebagai contoh, misalkan karyawan klien mencuri $5.000 dari klien. Maka saldo kas klien di bank akan lebih rendah $5.000 dari yang dilaporkan di buku klien. Pada rekonsiliasi bank, kekurangan $5.000 tersebut dapat”disembunyikan”. Oleh karena itu, pendekatan khusus untuk menyelidiki kemungkinan kecurangan adalah dengan memperluas prosedur audit atas rekonsiliasi bank dengan memeriksa penghapusan unsure yang harus direkonsiliasi bank bulan sebelumnya dan unsur yang harus direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank bulan berjalan.
 Prosedur Pengendalian dan Pengujian Pengendalian – Transaksi Pendapatan
 Perhatian auditor dalam menguji keterjadian transaksi pembelian adalah bahwa pembelian fiktif atau 
 tidak terjadi telah dicatat dalam catatan klien. Jika transaksi kecurangan ini di catat, maka akan terjadi  lebih saji aktiva atau beban
Pengujian Substantif terinci atas transaksi dan saldo


Tabel berikut contoh pengujian substantif atas transaksi baik untuk penerimaan maupun pengeluaran kas.

Asersi atas kelompok transaksi
Penerimaan kas
Pengeluaran kas
Keterjadian
Telusuri sampel ayat-ayat dalam jurnal penerimaan kas ke nota pembayaran, slip setoran harian, dan rekening Koran
Telusuri sampel ayat-ayat dalam jurnal pengeluaran kas ke cek yang di batalkan, paket voucher, dan rekening Koran
Kelengkapan
Telusuri sampel nota pembayaran ke jurnal penerimaan kas dan jika perlu ke slip setoran
Telusuri sampel cek yang dibatalkan ke jurnal pengeluaran kas
Otorisasi
Untuk sampel sejumlah hari, periksa tanda tangan pada slip setoran dan check endorsement untuk kelayakan otorisasi
Periksa sampel cek yang dibatalkan atas otorisasi tanda tangan dan kelayakan endorsement
Akurasi
Untuk sampel setoran harian, jumlahkan ke bawah nota pembayaran dan ayat-ayat dalam slip setoran dan cocokkkan dengan jurnal penerimaan kas dan rekening Koran
Untuk sampel beberapa minggu, jumlahkan ke bawah jurnal penerimaan kas dan cocokkan dengan pembukuan di buku besar
Untuk sampel paket voucher, cocokkan jumlah yang terdapat pada pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur, cek yang di batalkan, dan jurnal pengeluaran
Untuk sampel beberapa minggu, jumlahkan ke bawah jurnal pengeluaran kas dan cocokkan dengan pembukuan di buku besar
Pisah batas
Bandingkan tanggal pencatatan sampel tranksaksi penerimaan kas pada jurnal penerimaan kas dengan tanggal kas di setorkan ke bank (catat adanya penundaan yang signifikan)
Amati kas pada hari terakhir tahun berjalan, dan telusuri setoran di jurnal penerimaan kas dan pisah batas rekening Koran
Bandingkan tanggal pada sampel cek dengan tanggal cek diuangkan di bank (catat adanya penundaan yang signifikan)
Catat cek terakhir yang diterbitkan pada hari terakhir tahun berjalan, dan telusuri ke jurnal pengeluaran kas.
Klasifikasi
Periksa sampel nota pembayaran atas kelayakan klasifikasi akun
Periksa sampel cek yang batal untuk kelayakan klasifikasi akun
Share

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN RUMAH SAKIT

Proses bisnis di dalam siklus beserta dokumen dan catatan yang terkait
Ada enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan, diantaranya adalah:
1.    Proses Pembelian
Siklus ini dimulai dengan permintaan bahan baku untuk produksi. Permintaan diawali oleh pegawai gudang atau komputer jika persediaan mencapai tingkat yang ditentukan sebelumnya, pemesanan dilakukan atas bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan pelanggan, atau pemesanan diawali atas dasar perhitungan periodic oleh orang yang berwenang.
2.    Menerima Bahan baku
Bahan baku yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian penerimaan menghasilkan laporan penerimaan yang menjadi dokumentasi penting sebelum pembayaran dilakukan.baku
3.      Menyimpan bahan baku
Sewaktu bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang sampai diperlukan oleh bagian produksi.
4.      Menroses Barang
Porsi pemrosesan pada siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi. Penentuan jenis barang dan kuantitas yang diproduksi biasanya berdasarkan pesanan tertentu dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang ditentukan lebih dulu, dan volume produksi yang paling hemat.
5.    Menyimpan barang jadi
Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan di gudang sambil menunggu pengiriman.
6.    Mengirim barang jadi
Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus di dukung dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan memadai.
7.    Berkas induk Persediaan Perpetual
Berkas induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan disimpan, atau informasi mengenai biaya per unit.
E-Commerce mempengaruhi pengelolaan persediaan
Salah-satu keuntungan utama yang diberikan internet ke pengelolaan persediaan adalah memungkinkan klien menyediakan deskripsi yang lebih luas mengenai persediaan produknya secara seketika atau real time ke sekutu bisnis utama, termasuk pemasok dan pelanggan. Informasi mengenai kuantitas persediaan yang ada, lokasi produk, dan unsure persediaan penting lainnya akan membantu pemasok peserdiaan bekerja dengan manajemen guna memonitor arus unsur persediaan.
Jenis-jenis dokumen dan catatan
Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses persediaan dan penyimpanan :
·         Jadwal Produksi (Production Schedule)
Jadwal produksi biasanya disiapkan secara berkala berdasarkan permintaan yang diperkirakan untuk produk entitas.
·         Laporan penerimaan ( receiving report)
Laporan penerimaan mencatat penerimaan barang dari vendor.
·         Permintaan bahan baku ( materials requisition)
Permintaan bahan baku biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk menelusuri bahan baku selama proses produksi.
·         Arsip induk persediaan ( inventory master file)
Arsip induk persediaan berisi semua informasi penting yang terkait dengan persediaan entitas,termasuk catatan perpetual
·         Informasi data produksi ( production data information)
Dalam perusahaan manufaktur, informasi produksi mengenai transfer barang dan akumulasi biaya yang terkait di tiap produksi harus dilaporkan.
·         Laporan akumulasi biaya dan varians ( cost accumulation and varians report)
Sebagian besar system pengendalian persediaan dalam lingkungan manufaktur menghasilkan laporan yang serupa dengan laporan akumulasi biaya dan varians. Bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead dibebankan ke persediaan sebagai bagian dari proses pabrikasi.
·         Laporan status persediaan ( inventory status report)
Laporan status persediaan memperlihatkan jenis dan jumlah produk di tangan.
·         Order pengiriman ( shipping order)
Dokumen ini dibahas kembali di sini karena salinan dokumen ini digunakan untuk memindahkan barang dari catatan persediaan perpetual.
Fungsi – fungsi utama
Manajemen Persediaan
Fungsi pada proses manajemen persediaan adalah otoritas aktivitas produksi dan pemeliharaan persediaan pada tingkat yang tepat; pengeluaran permintaan pembelian ke departemen pembelian
Gudang bahan baku
Fungsi gudang bahan baku adalah penjagaan atas bahan baku dan pengiriman bahan baku kepada departemen pabrikasi
Pabrikasi
Fungsi pabrikasi bertanggung jawab untuk menghasilkan produk.
Gudang barang jadi
Fungsi ini bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pengendalian atas barang jadi.
Akuntansi biaya
Fungsi ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa biaya telah dibebankan secara tepat ke persediaan seiring dengan pemrosesan barang melalui fungsi pabrikasi.
Buku besar
Tujuan utama fungsi buku besar adalah untuk memastikan bahwa semua persediaan dan biaya produksi diakumulasikan dengan benar, diklasifikasikan, dan dibuat ihktisarnya di dalam akun buku besar.
 Pemisahan Tugas Kunci


Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang memadai.  Oleh karena itu an gudang persediaan seharusnya tidak boleh memiliki akses ke catatan catatan persediaan, catatan akuntansi biaya atau buku besar.

Pemisahan Tugas Kunci Pada Proses Pendapatan dan kemungkinan Kekeliruan atau kecurangan
Pemisahan Tugas
Kemungkinan kekeliruan atau kecurangan yang timbul dari konflik Penugasan
Fungsi manajemen persediaan harus terpisah dari fungsi akuntansi biaya
Jika seseorang bertanggung Jawab atas manajemen persediaan dan juga memiliki akses  terhadap catatan akuntansi biaya,biaya produksi dan persediaan dapat dapay dimanipulasi. Hal ini dapat mengarah pada lebih saji atau kurang saji persediaan dan laba bersih.
Fungsi gudang persediaan harus terpisah dari fungsi akuntansi biaya
Jika satu orang bertanggung jawab melakukan pengendalian juga melakukan akuntansi persediaan, maka memungkinkan adanya pengiriman yang tidak diotorisasi dapat dilakukan atau pencurian barang-barang dapat ditutupi.
Fungsi Akuntansi biaya harus dipisahkan dari fungsi buku besar
Jika satu orang bertanggungjawab atas catatan persediaan dan juga buku besar, maka memungkinkan orang tersebut menyembunyikan pengiriman yang tidak diotorisasi. Hal ini akan menimbulkan pencurian barang yang akan mengarah pada lebih saji persediaan
Fungsi Tanggung jawab untuk pengawasan persediaan fisik  harus terpisah dari manajemen persediaan dan fungsi gudang persediaan
Jika seseorang memiliki akses baik ke manajemen produksi atau fungsi gudang persediaan, juga bertanggung jawab atas persediaan fisik, maka akan menimbulkan kemungkinan kekurangan persediaan dan menutup kekurangan persediaan fisiknya tersebut pada penyesuaian catatan akuntansi. Hal ini akan menimbulkan lebih saji dalam persediaan.


Referensi :
¡  Arens, Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
¡  Messier, Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
¡  Standar Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia

AUDIT AKTIVA TETAP RUMAH SAKIT

Konsep Aktiva Tetap
 Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan akiva tetap berwujud.  Aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur umumnya di golongankan menjadi :
1.    Tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2.    Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3.    Mesin dan ekuipmen pabrik
4.    Mebel
5.    Kendaraan
Empat jenis transaksi yang khususnya terdapat dalam transaksi aktiva tetap adalah :
·         Perolehan aktiva modal secara tunai dengan alat nonmoneter lainnya
·         Penghapusan aktiva modal melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian, atau pembuangan
·         Penyusutan aktiva modal selama umur ekonomisnya
·         Penyewaan aktiva modal
Jurnal-jurnal transaksi yang menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi akumulasi yang bersangkutan adalah sebagai berikut :
1.    Transaksi pemerolahan aktiva tetap. Tranksaksi ini dicatat sebagai berikut :
Aktiva tetap                 xx
            Kas                              xx
2.    Transaksi Pengeluaran modal (capital expenditure). Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Aktiva Tetap                xx
            Kas                              xx
3.    Transaksi depresiasi aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Biaya Depresiasi         xx
            Depresiasi Akumulasi aktiva tetap     xx
4.    Transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Depresiasi akumulasian aktiva tetap              xx
Rugi penghentian pemakaian aktiva tetap     xx
            Aktiva tetap                                                     xx
5.    Transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, yang di jurnal sebagai berikut :
Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap           xx
            Kas                                                                              xx
            Sediaan suku cadang                                                 xx
            Gaji dan upah                                                              xx
            Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan                 xx
Penentuan Risiko Bawaan – Proses Aktiva Tetap
Berikut ini adalah tiga faktor risiko bawaan yang diklasifikasikan sebagai karakteristik operasi memerlukan pertimbangan dari auditor :
1.    Isu akuntansi yang kompleks
Beragam jenis transaksi aktiva tetap melibatkan isu-isu akuntansi yang kompleks, akuntansi sewa guna usaha, aktiva yang dibangun sendiri, dan bunga yang dikapitalisasi merupakan contoh dari isu tersebut.
2.    Transaksi yang sulit untuk di audit
Sebagian besar transaksi aktiva tetap relatif mudah untuk di audit. Jika aktiva dibeli langsung dari vendor, sebagian besar asersi dapat diuji dengan memeriksa sumber aktiva. Tetapi, transaksi yang melibatkan aktiva yang disumbangkan, pertukaran nonmoneter, dan aktiva yang dibangun sendiri lebih sulit untuk diaudit.
3.    Salah saji yang terdeteksi di audit tahun lalu
Jika auditor telah mendeteksi salah saji pada audit tahun lalu, penentuan risiko bawaan harus ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada jika sedikit atau tidak ada salah saji telah ditemukan di masa lalu.
Penentuan Risiko Pengendalian – Proses Manajemen Aktiva Tetap
Meskipun auditor umumnya mengikuti strategi substantive ketika mengaudit proses manajemen aktiva tetap, pemahaman atas pengendalian internal masih dibutuhkan.
Keterjadian dan otorisasi
Transaksi aktiva modal besar mungkin menjadi subjek dari prosedur pengendalian di luar proses pembelian. Sebagai contoh, peralatan teknik yang sangat khusus kemungkinan kemungkinan akan dibeli hanya setelah proses penganggaran modal khusus, yang mungkin mensyaratkan bahwa pembelian peralatan telah memenuhi criteria tingkat pengembalian yang telah ditentukan. Pembelian peralatan juga mensyaratkan bahwa insinyur berkeahlian tinggi telah menyetujui spesifikasi teknis bagi peralatan. Untuk transaksi ini, auditor mungkin perlu memeriksa lebih dari faktur vendor untuk menguji validitas. Review atas dokumentasi tambahan, seperti dokumen penganggaran modal dan spesifikasi rekayasa, mungkin diperlukan.
Kebanyakan entitas memiliki beberapa jenis tabel otorisasi untuk menyetujui transaksi aktiva modal. Klien harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa otorisasi untuk membeli aktiva modal konsisten dengan tabel otorisasi. Sebagai contoh, prosedur pengendalian harus menyebutkan batas dolar untuk tiap tingkat manajerial guna memastikan bahwa proyek yang lebih besar diperhatikan oleh manajemen dengan tingkat yang lebih tinggi untuk persetujuan sebelum komitmen dibuat. Transaksi sewa guna usaha harus diberlakukan pengendalian yang serupa. Entitas juga perlu memiliki prosedur pengendalian untuk mengotorisasi atau penghapusan lain atas aktiva modal. Hal ini harus termasuk tingkat otorisasi di atas departemen yang memiliki penghapusan aktiva tetap. Prosedur pengendalian juga harus mengindentifikasikan aktiva yang tidak digunakan lagi dalam operasi karena hal itu mungkin membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda. Terakhir, semua pemeliharaan utama atau transaksi perbaikan harus diotorisasi secara tepat oleh tingkat manajemen yang semestinya.
Kelengkapan
Kebanyakan entitas menggunakan beberapa jenis software untuk mengelola rincian catatab property. Buku besar pembantu terinci aktiva tetap biasanya memasukkan informasi berikut untuk tiap aktiva modal :
·         Deskripsi, lokasi dan nomor identitas
·         Tanggal perolehan dan biaya instalasi
·         Metode penyusutan untuk tujuan buku dan pajak, nilai sisa dan estimasi masa manfaat
Prosedur pengendalian yang digunakan dalam proses pembelian untuk memastikan kelengkapan memberikan beberapa keyakinan bahwa semua transaksi aktiva modal tercatat di buku besar pembantu aktiva tetap dan buku besar umum. Satu prosedur yang membantu menyakinkan bahwa asersi ini dipernuhi adalah rekonsiliasi berkala buku besar pembantu aktiva tetap kea kun buku besar pengendali.
Prosedur lain untuk memastikan bahwa semua aktiva modal telah di catat adalah perbandingan berkala dari catatan terinci dalam buku besar pembantu dengan aktiva modal yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Klien dapat melakukan pemeriksaan fisik lengkap atas aktiva tetap secara berkala atau menurut rotasi dan membandingkan aktiva fisik ke buku besar pembantu aktiva tetap. Alternatifnya, pemeriksaan fisik dapat di batasi pada aktiva modal utama atau aktiva yang mungkin mengalami kerugian. Pada kedua contoh auditor internal entitas dapat menguji keandalan buku besar pembantu.
Pemisahan Tugas


Adanya pemisahan tugas yang memadai untuk proses manajemen property tergantung pada volume dan signifikansi transaksi yang diproses. Sebagai contoh, jika entitas membeli mesin dan peralatan dalam jumlah besar, atau jika entitas memiliki proyek model besar sedang dalam pembangunan, maka kemungkinan akan memiliki system pengendalian formal.

Pemisahan Tugas
Kemungkinan kekeliruan atau kecurangan yang timbul dari konflik penugasan
Fungsi memulai transaksi harus dipisahkan dari fungsi persetujuan terakhir
Jika satu orang bertanggungjawab untuk dimulainya transaksi aktiva modal dan juga harus memberi persetujuan akhir, pembelian aktiva fiktif atau tidak terotorisasi dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat pada pembelian aktiva yang tidak dibutuhkan, aktiva yang tidak memenuhi standar pengendalian mutu perusahaan, atau pembayaran illegal ke pemasok atau kontraktor
Fungsi pencatatan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi buku besar
Jika satu orang bertanggungjawab untuk catatan aktiva tetap dan juga fungsi buku besar, orang itu dapat menutupi penyimpangan yang biasanya akan dideteksi dengan merekonsiliasi catatab pembantu dengan akun pengendali buku besar
Fungsi catatan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi penjagaan aktiva
Jika satu orang bertanggung jawab atas catatan aktiva tetap dan juga memiliki tanggung jawab penjagaan aktiva terkait perlengkapan dapat di curi, dan pencurian dapat ditutupi dengan penyesuaian catatan akuntansi.
Jika perhitungan fisik aktiva tetap dilakukan secara berkala, orang yang bertanggungjawab atas persediaan harus independent terhadap fungsi penjagaan dan pencatatan
Jika orang bertanggung jawab untuk perhitungan fisik aktiva tetap juga bertanggung jawab untuk fungsi penjagaan dan pencatatan, pencurian aktiva modal entitas dapat ditutupi.


Evaluasi Temuan Audit – Aktiva Tetap
Proses untuk mengevaluasi temuan audit bagi aktiva tetap adalah sama dengan yang dibahas di bab sebelumnya.  Auditor menjumlahkan kemungkinan salah saji dan membandingkan jumlah ini dengan salah saji yang dapat diterima, bukti menunjukkan bahwa akun aktiva tetap tidak mengandung salah saji material. Tetapi jika kemungkinan salah saji lebih besar dari salah saji yang dapat diterima, auditor akan memerlukan penyesuaian atas akun ini atau menerbitkan laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian.
Referensi :
¡  Arens, Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
¡  Messier, Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
¡  Mulyadi, Auditing buku 2, Salemba Empat.
¡  Standar Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia