Promo Isuzu murah se-jabodetabek




Senin, 26 Mei 2025
Kamis, 20 Juli 2017
Audit Atas Kas Rumah Sakit
Konsep Kas
Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan
uang kertas), Pos wesel, certified check, cashiers’ check, cek pribadi, dan
bank draft, serta dana yang disimpan di Bank yang pengambilannya tidak dibatasi
oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan di neraca terdiri
dari dua unsure berikut :
1.
Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari :
a.
Penerimaan kas yang belum disetor ke bank
yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers check, cek
pribadi, dan bank draft.
b.
Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai
yang ada di tangan pemegang dana kas kecil. Kas di bank, yang berupa simpanan
di bank yang berbentuk rekening giro.
Prinsip Akuntansi
Berterima Umum Dalam Penyajian Kas di Neraca
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di
neraca berikut ini:
1. Kas
yang dicantumkan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada
tanggal tersebut dan saldo rekening giro di bank, yang pengambilannya tidak
dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2. Kas
dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di neracsebesar nilai kurs yang
berlaku pada tanggal neraca.
3. Unsur-unsur
berikut ini harus di sajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika
jumlahnya material :
a. Tabungan
di bank
b. Dana
untuk perluasan pabrik, dan pelunasan utang, atau dana lain yang tidak
digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Saldo
bank minimum yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan
kredit.
d. Saldo
di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan
bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera di ubah ke dalam mata uang rupiah
karena batasan-batasan.
e. Persekot
biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.
Kas
dan Pengaruhnya Pada Proses Bisnis lain
Karena
seluruh transaksi akuntansi melalui akun kas sebagai bagian dari siklus “dari
awal sampai akhir” kas dipengaruhi oleh satu atau seluruh proses bisnis
entitas. Walaupun sumber utama penerimaan kas adalah proses pendapatan, kas
juga didapatkan melalui (1) penjualan aktiva tetap dan (2) penerimaan kas
adalah proses pembelian dan manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,
pembayaran terbesar dari proses pembelian adalah perolehan atas persediaan dan
aktiva tetap.
Sumber
Kas :
1. Pendapatan
2. Penjualan
aktiva tetap
3. Penerbitan
utang jangka panjang dan modal saham
Pengeluaran kas :
1. Pembelian
(Persediaan dan aktiva tetap)
2. Penggajian
3. Utang
Jangka Panjang dan ekuitas Pemegang saham
Jenis-jenis
Akun Bank
Untuk memaksimalkan posisi
kas, entitas melaksanakan prosedur yang mempercepat penagihan penerimaan kas
dan menunda pembayaran pengeluaran kas. Dengan prosedur tersebut, dihasilkan
pendapatan bunga atas kelebihan kas atau berkurangnya biaya pinjaman tunai.
Berikut ini adalah jenis
akun bank yang biasa digunakan :
·
Akun kas umum
Akun
kas umum merupakan akun kas utama bagi kebanyakan entitas. Sumber utama
penerimaan kas untuk akun ini adalah proses pendapatan, sedangkan sumber utama
pengeluaran kas adalah proses pembelian dan sumber daya manusia.
·
Akun kas impress
Akun
bank impress berisikan sejumlah uang tertentu yang digunakan untuk tujuan terbatas.
Akun impress sering kali digunakan untuk pembayaran gaji dan cek dividen. Untuk
keperluan penggajian digunakan akun bank terpisah bersaldo minimum. Pengeluaran
dapat dilakukan menggunakan cek atau setoran langsung.
·
Akun cabang
Akun
kas cabang dapat dioperasionalkan dengan beberapa cara. Pada beberapa entitas,
akun cabang merupakan akun impress untuk pembayaran pengeluaran cabang yang
saldo minimumnya telah ditetapkan. Cabang menyerahkan laporan kas secar
periodic kepada kantor pusat, dan akun cabang menerima cek atau transfer dari
akun kas umum.
Prosedur
Analitis Substantif - Kas
Karena sifatnya yang
bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat diprediksi dengan akun laporan
keuangan lain. Maka prosedur analitis substantive untuk audit kas terbatas
hanya pada perbandingan saldo kas dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan
saldo anggaran. Penggunaan terbatas dari prosedur analitis substantif ini pada
umumnya dapat digantikan dengan (1) Pengujian Pengendalian dan/atau pengujian
substantif ekstensif atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, atau (2)
pengujian ekstensif atas rekonsiliasi bank entitas.
Tujuan pengujian substantif
terhadap saldo kas adalah :
1.
Memperoleh keyakinan tentang keandalan
catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas.
2.
Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca.
3.
Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas
yang dicantumkan di neraca.
4.
Membuktikan kewajaran penilalain kas yang
dicantumkan di neraca
5.
Membuktikan kewajaran penyajian dan
pengungkapan kas di neraca.
Pengaruh Pengendalian
Pengendalian
utama yang mempengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan rekonsiliasi bank
bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan dan pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut memastikan bahwa
saldo per buku klien mencerminkan jumlah yang sama dengan saldo bank setelah
unsur-unsur yang direkonsiliasi dimasukkan. Pengendalian dapat lebih baik
ditingkatkan jika fungsi independen seperti auditor internal mereview
rekonsiliasi bank.
Asersi
yang terkait dengan saldo
Tabel
di bawah ini meringkas asersi dan pengujian terinci atas saldo akun untuk akun
kas.
Asersi atas saldo akun
pada akhir periode
|
Pengujian Terinci atas
saldo akun
|
Keberadaan
|
Uji rekonsiliasi bank
untuk setiap akun:
·
Jumlahkan ke bawah rekonsiliasi dan
daftar cek yang beredar
|
Kelengkapan
|
·
Telusuri saldo per buku ke buku besar
|
Penilaian dan alokasi
|
·
Dapatkan konfirmasi bank standar dan
telusuri saldo menurut bank ke rekonsiliasi bank
·
Dapatkan pisah batas rekening Koran
·
Telusuri setoran dalam perjalanan, cek
yang beredar, dan unsur rekonsiliasi lain ke pisah batas rekening Koran
Jika
risiko pengendalian tinggi dan diduga terdapat kecurangan :
· Lakukan
prosedur rekonsiliasi bank yang diperluas
· Lakukan
pembuktian kas
· Pengujian
atas kitting
|
Audit Akun Kas Umum
Untuk
mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini :
a.Salinan
rekonsiliasi Bank
b.Bentuk
standar untuk mengonfirmasi informasi saldo akun pada lembaga keuangan
c.Pisah
batas rekening Koran
Kertas
Kerja Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation Working Paper)
Auditor
biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan klien.
Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan penyesuaian lain, seperti biaya jasa bank dan
cek yang dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam
akunnya untuk membayar cek (cek kosong)
Bentuk
Konfirmasi Bank Standar (Standar Bank Confirmation Form)
Auditor
biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank atau
lembaga keuangan dimana klien memiliki akun.
Perhatikan
bahwa bentuk konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan
penyelidikan menyeluruh dan terinci atas catatan bank yang melebihi informasi
akun yang diminta dalam konfirmasi.
Pisah
Batas Rekening Koran (Cutoff Bank Statement)
Langkah
utama dalam mengaudit rekonsiliasi Bank adalah melakukan verifikasi atas
ketepatan unsure-unsur yang direkonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan
cek yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening Koran untuk menguji
unsur-unsur yang terdapat dalam rekonsiliasi bank.
Menguji
rekonsiliasi Bank (Test of the Bank Reconciliation)
Auditor
menggunakan prosedur audit berikut untuk menguji rekonsiliasi bank :
1.Uji
akurasi matematis kerta kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo menurut buku
dengan buku besar.
2.Cocokkan
saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada konfirmasi
bank standar
3.Telusuri
setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening Koran
4.
Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek yang
dibatalkan pada pisah batas rekening Koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah
dan endorsement.
5.
Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi bank
6.
Cocokkan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas
Prosedur
Audit Yang terkait dengan kecurangan
Jika
klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor menduga
terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan prosedur audit kas
yang lebih luas.Tiga prosedur audit yang khususnya digunakan auditor untuk
menemukan kecurangan pada akun kas adalah :
1.Prosedur
Rekonsiliasi bank yang diperluas
2.Pembuktian
kas
3.Pengujian
untuk kitting
Prosedur
Rekonsiliasi Bank yang diperluas (Extended Bank Reconciliation Procedure)
Dalam
beberapa hal, rekonsiliasi bank akhir tahun dapat digunakan untuk menutupi
penyalahgunaan kas. Hal ini dilakukan dengan manipulasi unsur yang harus
direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank.
Sebagai contoh, misalkan karyawan klien mencuri $5.000 dari klien. Maka
saldo kas klien di bank akan lebih rendah $5.000 dari yang dilaporkan di buku
klien. Pada rekonsiliasi bank, kekurangan $5.000 tersebut dapat”disembunyikan”.
Oleh karena itu, pendekatan khusus untuk menyelidiki kemungkinan kecurangan
adalah dengan memperluas prosedur audit atas rekonsiliasi bank dengan memeriksa
penghapusan unsure yang harus direkonsiliasi bank bulan sebelumnya dan unsur
yang harus direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank bulan berjalan.
Prosedur
Pengendalian dan Pengujian Pengendalian – Transaksi Pendapatan
Perhatian
auditor dalam menguji keterjadian transaksi pembelian adalah bahwa pembelian
fiktif atau
tidak terjadi telah dicatat dalam catatan klien. Jika transaksi
kecurangan ini di catat, maka akan terjadi lebih saji aktiva atau beban
Pengujian Substantif terinci
atas transaksi dan saldo
Tabel berikut contoh
pengujian substantif atas transaksi baik untuk penerimaan maupun pengeluaran
kas.
Asersi atas kelompok
transaksi
|
Penerimaan kas
|
Pengeluaran kas
|
Keterjadian
|
Telusuri sampel ayat-ayat
dalam jurnal penerimaan kas ke nota pembayaran, slip setoran harian, dan
rekening Koran
|
Telusuri sampel ayat-ayat
dalam jurnal pengeluaran kas ke cek yang di batalkan, paket voucher, dan
rekening Koran
|
Kelengkapan
|
Telusuri sampel nota
pembayaran ke jurnal penerimaan kas dan jika perlu ke slip setoran
|
Telusuri sampel cek yang
dibatalkan ke jurnal pengeluaran kas
|
Otorisasi
|
Untuk sampel sejumlah
hari, periksa tanda tangan pada slip setoran dan check endorsement untuk
kelayakan otorisasi
|
Periksa sampel cek yang
dibatalkan atas otorisasi tanda tangan dan kelayakan endorsement
|
Akurasi
|
Untuk sampel setoran
harian, jumlahkan ke bawah nota pembayaran dan ayat-ayat dalam slip setoran
dan cocokkkan dengan jurnal penerimaan kas dan rekening Koran
Untuk sampel beberapa
minggu, jumlahkan ke bawah jurnal penerimaan kas dan cocokkan dengan
pembukuan di buku besar
|
Untuk sampel paket
voucher, cocokkan jumlah yang terdapat pada pesanan pembelian, laporan
penerimaan, faktur, cek yang di batalkan, dan jurnal pengeluaran
Untuk sampel beberapa
minggu, jumlahkan ke bawah jurnal pengeluaran kas dan cocokkan dengan
pembukuan di buku besar
|
Pisah batas
|
Bandingkan tanggal
pencatatan sampel tranksaksi penerimaan kas pada jurnal penerimaan kas dengan
tanggal kas di setorkan ke bank (catat adanya penundaan yang signifikan)
Amati kas pada hari
terakhir tahun berjalan, dan telusuri setoran di jurnal penerimaan kas dan
pisah batas rekening Koran
|
Bandingkan tanggal pada
sampel cek dengan tanggal cek diuangkan di bank (catat adanya penundaan yang
signifikan)
Catat cek terakhir yang
diterbitkan pada hari terakhir tahun berjalan, dan telusuri ke jurnal
pengeluaran kas.
|
Klasifikasi
|
Periksa sampel nota
pembayaran atas kelayakan klasifikasi akun
|
Periksa sampel cek yang
batal untuk kelayakan klasifikasi akun
|
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN RUMAH SAKIT
Proses
bisnis di dalam siklus beserta dokumen dan catatan yang terkait
Ada enam fungsi yang
membentuk siklus persediaan dan pergudangan, diantaranya adalah:
1.
Proses Pembelian
Siklus ini dimulai dengan
permintaan bahan baku untuk produksi. Permintaan diawali oleh pegawai gudang
atau komputer jika persediaan mencapai tingkat yang ditentukan sebelumnya,
pemesanan dilakukan atas bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan
pelanggan, atau pemesanan diawali atas dasar perhitungan periodic oleh orang
yang berwenang.
2.
Menerima Bahan baku
Bahan baku yang diterima
harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian penerimaan menghasilkan
laporan penerimaan yang menjadi dokumentasi penting sebelum pembayaran
dilakukan.baku
3.
Menyimpan
bahan baku
Sewaktu
bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang sampai diperlukan
oleh bagian produksi.
4.
Menroses Barang
Porsi pemrosesan pada siklus
persediaan dan pergudangan sangat bervariasi. Penentuan jenis barang dan
kuantitas yang diproduksi biasanya berdasarkan pesanan tertentu dari pelanggan,
peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang ditentukan lebih dulu,
dan volume produksi yang paling hemat.
5.
Menyimpan barang jadi
Setelah barang jadi selesai
dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan di gudang sambil menunggu
pengiriman.
6.
Mengirim barang jadi
Tiap pengiriman atau
pengeluaran barang jadi harus di dukung dokumen pengiriman yang diotorisasi
dengan memadai.
7.
Berkas induk Persediaan Perpetual
Berkas induk persediaan
perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang
dibeli, dijual, dan disimpan, atau informasi mengenai biaya per unit.
E-Commerce mempengaruhi
pengelolaan persediaan
Salah-satu keuntungan utama
yang diberikan internet ke pengelolaan persediaan adalah memungkinkan klien
menyediakan deskripsi yang lebih luas mengenai persediaan produknya secara
seketika atau real time ke sekutu bisnis utama, termasuk pemasok dan pelanggan.
Informasi mengenai kuantitas persediaan yang ada, lokasi produk, dan unsure
persediaan penting lainnya akan membantu pemasok peserdiaan bekerja dengan
manajemen guna memonitor arus unsur persediaan.
Jenis-jenis dokumen dan
catatan
Dokumen dan catatan yang
terdapat dalam proses persediaan dan penyimpanan :
·
Jadwal
Produksi (Production Schedule)
Jadwal
produksi biasanya disiapkan secara berkala berdasarkan permintaan yang
diperkirakan untuk produk entitas.
·
Laporan
penerimaan ( receiving report)
Laporan
penerimaan mencatat penerimaan barang dari vendor.
·
Permintaan
bahan baku ( materials requisition)
Permintaan
bahan baku biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk menelusuri bahan
baku selama proses produksi.
·
Arsip
induk persediaan ( inventory master file)
Arsip
induk persediaan berisi semua informasi penting yang terkait dengan persediaan
entitas,termasuk catatan perpetual
·
Informasi
data produksi ( production data information)
Dalam
perusahaan manufaktur, informasi produksi mengenai transfer barang dan
akumulasi biaya yang terkait di tiap produksi harus dilaporkan.
·
Laporan
akumulasi biaya dan varians ( cost accumulation and varians report)
Sebagian
besar system pengendalian persediaan dalam lingkungan manufaktur menghasilkan
laporan yang serupa dengan laporan akumulasi biaya dan varians. Bahan baku,
tenaga kerja, dan biaya overhead dibebankan ke persediaan sebagai bagian dari
proses pabrikasi.
·
Laporan
status persediaan ( inventory status report)
Laporan
status persediaan memperlihatkan jenis dan jumlah produk di tangan.
·
Order
pengiriman ( shipping order)
Dokumen
ini dibahas kembali di sini karena salinan dokumen ini digunakan untuk
memindahkan barang dari catatan persediaan perpetual.
Fungsi – fungsi utama
Manajemen
Persediaan
Fungsi
pada proses manajemen persediaan adalah otoritas aktivitas produksi dan
pemeliharaan persediaan pada tingkat yang tepat; pengeluaran permintaan
pembelian ke departemen pembelian
Gudang
bahan baku
Fungsi
gudang bahan baku adalah penjagaan atas bahan baku dan pengiriman bahan baku
kepada departemen pabrikasi
Pabrikasi
Fungsi
pabrikasi bertanggung jawab untuk menghasilkan produk.
Gudang
barang jadi
Fungsi
ini bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pengendalian atas barang jadi.
Akuntansi
biaya
Fungsi
ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa biaya telah dibebankan secara
tepat ke persediaan seiring dengan pemrosesan barang melalui fungsi pabrikasi.
Buku
besar
Tujuan
utama fungsi buku besar adalah untuk memastikan bahwa semua persediaan dan
biaya produksi diakumulasikan dengan benar, diklasifikasikan, dan dibuat
ihktisarnya di dalam akun buku besar.
Pemisahan
Tugas Kunci
Salah-satu
pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang
memadai. Oleh karena itu an gudang
persediaan seharusnya tidak boleh memiliki akses ke catatan catatan persediaan,
catatan akuntansi biaya atau buku besar.
Pemisahan
Tugas Kunci Pada Proses Pendapatan dan kemungkinan Kekeliruan atau kecurangan
|
|
Pemisahan
Tugas
|
Kemungkinan
kekeliruan atau kecurangan yang timbul dari konflik Penugasan
|
Fungsi manajemen persediaan
harus terpisah dari fungsi akuntansi biaya
|
Jika seseorang bertanggung
Jawab atas manajemen persediaan dan juga memiliki akses terhadap catatan akuntansi biaya,biaya
produksi dan persediaan dapat dapay dimanipulasi. Hal ini dapat mengarah pada
lebih saji atau kurang saji persediaan dan laba bersih.
|
Fungsi gudang persediaan
harus terpisah dari fungsi akuntansi biaya
|
Jika satu orang bertanggung
jawab melakukan pengendalian juga melakukan akuntansi persediaan, maka
memungkinkan adanya pengiriman yang tidak diotorisasi dapat dilakukan atau
pencurian barang-barang dapat ditutupi.
|
Fungsi Akuntansi biaya
harus dipisahkan dari fungsi buku besar
|
Jika satu orang
bertanggungjawab atas catatan persediaan dan juga buku besar, maka
memungkinkan orang tersebut menyembunyikan pengiriman yang tidak diotorisasi.
Hal ini akan menimbulkan pencurian barang yang akan mengarah pada lebih saji
persediaan
|
Fungsi Tanggung jawab
untuk pengawasan persediaan fisik harus terpisah dari manajemen persediaan dan
fungsi gudang persediaan
|
Jika seseorang memiliki
akses baik ke manajemen produksi atau fungsi gudang persediaan, juga
bertanggung jawab atas persediaan fisik, maka akan menimbulkan kemungkinan
kekurangan persediaan dan menutup kekurangan persediaan fisiknya tersebut
pada penyesuaian catatan akuntansi. Hal ini akan menimbulkan lebih saji dalam
persediaan.
|
Referensi :
¡ Arens,
Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
¡ Messier,
Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
¡ Standar
Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia
AUDIT AKTIVA TETAP RUMAH SAKIT
Konsep Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang
memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan
akiva tetap berwujud. Aktiva tetap dalam
perusahaan manufaktur umumnya di golongankan menjadi :
1. Tanah
dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2. Gedung
dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin
dan ekuipmen pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan
Empat jenis transaksi yang
khususnya terdapat dalam transaksi aktiva tetap adalah :
·
Perolehan aktiva modal secara tunai dengan
alat nonmoneter lainnya
·
Penghapusan aktiva modal melalui penjualan,
pertukaran, pemberhentian, pemakaian, atau pembuangan
·
Penyusutan aktiva modal selama umur
ekonomisnya
·
Penyewaan aktiva modal
Jurnal-jurnal transaksi yang
menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi akumulasi yang
bersangkutan adalah sebagai berikut :
1. Transaksi
pemerolahan aktiva tetap. Tranksaksi ini dicatat sebagai berikut :
Aktiva
tetap xx
Kas xx
2. Transaksi
Pengeluaran modal (capital expenditure). Transaksi ini dicatat sebagai berikut
:
Aktiva
Tetap xx
Kas xx
3. Transaksi
depresiasi aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Biaya
Depresiasi xx
Depresiasi Akumulasi aktiva tetap xx
4. Transaksi
penghentian pemakaian aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Depresiasi
akumulasian aktiva tetap xx
Rugi
penghentian pemakaian aktiva tetap xx
Aktiva tetap xx
5. Transaksi
reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, yang di jurnal sebagai berikut :
Biaya
reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap xx
Kas xx
Sediaan suku cadang xx
Gaji dan upah xx
Penentuan Risiko Bawaan – Proses Aktiva
Tetap
Berikut
ini adalah tiga faktor risiko bawaan yang diklasifikasikan sebagai
karakteristik operasi memerlukan pertimbangan dari auditor :
1. Isu
akuntansi yang kompleks
Beragam
jenis transaksi aktiva tetap melibatkan isu-isu akuntansi yang kompleks,
akuntansi sewa guna usaha, aktiva yang dibangun sendiri, dan bunga yang
dikapitalisasi merupakan contoh dari isu tersebut.
2. Transaksi
yang sulit untuk di audit
Sebagian
besar transaksi aktiva tetap relatif mudah untuk di audit. Jika aktiva dibeli
langsung dari vendor, sebagian besar asersi dapat diuji dengan memeriksa sumber
aktiva. Tetapi, transaksi yang melibatkan aktiva yang disumbangkan, pertukaran
nonmoneter, dan aktiva yang dibangun sendiri lebih sulit untuk diaudit.
3. Salah
saji yang terdeteksi di audit tahun lalu
Jika
auditor telah mendeteksi salah saji pada audit tahun lalu, penentuan risiko
bawaan harus ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada jika sedikit
atau tidak ada salah saji telah ditemukan di masa lalu.
Penentuan Risiko Pengendalian – Proses
Manajemen Aktiva Tetap
Meskipun
auditor umumnya mengikuti strategi substantive ketika mengaudit proses
manajemen aktiva tetap, pemahaman atas pengendalian internal masih dibutuhkan.
Keterjadian dan otorisasi
Transaksi
aktiva modal besar mungkin menjadi subjek dari prosedur pengendalian di luar
proses pembelian. Sebagai contoh, peralatan teknik yang sangat khusus
kemungkinan kemungkinan akan dibeli hanya setelah proses penganggaran modal
khusus, yang mungkin mensyaratkan bahwa pembelian peralatan telah memenuhi
criteria tingkat pengembalian yang telah ditentukan. Pembelian peralatan juga
mensyaratkan bahwa insinyur berkeahlian tinggi telah menyetujui spesifikasi
teknis bagi peralatan. Untuk transaksi ini, auditor mungkin perlu memeriksa
lebih dari faktur vendor untuk menguji validitas. Review atas dokumentasi
tambahan, seperti dokumen penganggaran modal dan spesifikasi rekayasa, mungkin
diperlukan.
Kebanyakan
entitas memiliki beberapa jenis tabel otorisasi untuk menyetujui transaksi
aktiva modal. Klien harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa
otorisasi untuk membeli aktiva modal konsisten dengan tabel otorisasi. Sebagai
contoh, prosedur pengendalian harus menyebutkan batas dolar untuk tiap tingkat
manajerial guna memastikan bahwa proyek yang lebih besar diperhatikan oleh
manajemen dengan tingkat yang lebih tinggi untuk persetujuan sebelum komitmen
dibuat. Transaksi sewa guna usaha harus diberlakukan pengendalian yang serupa.
Entitas juga perlu memiliki prosedur pengendalian untuk mengotorisasi atau
penghapusan lain atas aktiva modal. Hal ini harus termasuk tingkat otorisasi di
atas departemen yang memiliki penghapusan aktiva tetap. Prosedur pengendalian
juga harus mengindentifikasikan aktiva yang tidak digunakan lagi dalam operasi
karena hal itu mungkin membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda. Terakhir,
semua pemeliharaan utama atau transaksi perbaikan harus diotorisasi secara
tepat oleh tingkat manajemen yang semestinya.
Kelengkapan
Kebanyakan
entitas menggunakan beberapa jenis software untuk mengelola rincian catatab
property. Buku besar pembantu terinci aktiva tetap biasanya memasukkan
informasi berikut untuk tiap aktiva modal :
·
Deskripsi, lokasi dan nomor identitas
·
Tanggal perolehan dan biaya instalasi
·
Metode penyusutan untuk tujuan buku dan
pajak, nilai sisa dan estimasi masa manfaat
Prosedur
pengendalian yang digunakan dalam proses pembelian untuk memastikan kelengkapan
memberikan beberapa keyakinan bahwa semua transaksi aktiva modal tercatat di
buku besar pembantu aktiva tetap dan buku besar umum. Satu prosedur yang
membantu menyakinkan bahwa asersi ini dipernuhi adalah rekonsiliasi berkala
buku besar pembantu aktiva tetap kea kun buku besar pengendali.
Prosedur
lain untuk memastikan bahwa semua aktiva modal telah di catat adalah
perbandingan berkala dari catatan terinci dalam buku besar pembantu dengan
aktiva modal yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Klien
dapat melakukan pemeriksaan fisik lengkap atas aktiva tetap secara berkala atau
menurut rotasi dan membandingkan aktiva fisik ke buku besar pembantu aktiva
tetap. Alternatifnya, pemeriksaan fisik dapat di batasi pada aktiva modal utama
atau aktiva yang mungkin mengalami kerugian. Pada kedua contoh auditor internal
entitas dapat menguji keandalan buku besar pembantu.
Pemisahan Tugas
Adanya
pemisahan tugas yang memadai untuk proses manajemen property tergantung pada
volume dan signifikansi transaksi yang diproses. Sebagai contoh, jika entitas
membeli mesin dan peralatan dalam jumlah besar, atau jika entitas memiliki
proyek model besar sedang dalam pembangunan, maka kemungkinan akan memiliki
system pengendalian formal.
Pemisahan
Tugas
|
Kemungkinan
kekeliruan atau kecurangan yang timbul dari konflik penugasan
|
Fungsi memulai transaksi
harus dipisahkan dari fungsi persetujuan terakhir
|
Jika satu orang
bertanggungjawab untuk dimulainya transaksi aktiva modal dan juga harus
memberi persetujuan akhir, pembelian aktiva fiktif atau tidak terotorisasi
dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat pada pembelian aktiva yang tidak
dibutuhkan, aktiva yang tidak memenuhi standar pengendalian mutu perusahaan,
atau pembayaran illegal ke pemasok atau kontraktor
|
Fungsi pencatatan aktiva
tetap harus dipisahkan dari fungsi buku besar
|
Jika satu orang
bertanggungjawab untuk catatan aktiva tetap dan juga fungsi buku besar, orang
itu dapat menutupi penyimpangan yang biasanya akan dideteksi dengan
merekonsiliasi catatab pembantu dengan akun pengendali buku besar
|
Fungsi catatan aktiva
tetap harus dipisahkan dari fungsi penjagaan aktiva
|
Jika satu orang
bertanggung jawab atas catatan aktiva tetap dan juga memiliki tanggung jawab
penjagaan aktiva terkait perlengkapan dapat di curi, dan pencurian dapat
ditutupi dengan penyesuaian catatan akuntansi.
|
Jika perhitungan fisik
aktiva tetap dilakukan secara berkala, orang yang bertanggungjawab atas
persediaan harus independent terhadap fungsi penjagaan dan pencatatan
|
Jika orang bertanggung
jawab untuk perhitungan fisik aktiva tetap juga bertanggung jawab untuk
fungsi penjagaan dan pencatatan, pencurian aktiva modal entitas dapat
ditutupi.
|
Evaluasi Temuan Audit – Aktiva
Tetap
Proses
untuk mengevaluasi temuan audit bagi aktiva tetap adalah sama dengan yang
dibahas di bab sebelumnya. Auditor
menjumlahkan kemungkinan salah saji dan membandingkan jumlah ini dengan salah
saji yang dapat diterima, bukti menunjukkan bahwa akun aktiva tetap tidak
mengandung salah saji material. Tetapi jika kemungkinan salah saji lebih besar
dari salah saji yang dapat diterima, auditor akan memerlukan penyesuaian atas
akun ini atau menerbitkan laporan auditor dengan pendapat wajar dengan
pengecualian.
Referensi :
¡ Arens,
Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
¡ Messier,
Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
¡ Mulyadi,
Auditing buku 2, Salemba Empat.
¡ Standar
Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)